Friday 17 January 2014

Belajar dari Ayu Ting2

Ikhlas, sabar, dan bersyukur
Tiga kata itu sering banget diucapkan ketika kita sedang dalam kesusahan. Gak sulit ngucapin, yang sulit adalah menerapkan dan meresapi. Aku contohnya. Kata alhamdulillah sering diucapin, tapi apa? nyatanya prakteknya masih aja merasa kurang ketika melihat ke atas. Rasa iri, pengen dapetin apa yang didapet temen lain ngebuat rasa syukur hanya diucapin di mulut. Ambisi untuk menjadi yang terbaik ato merasakan kepuasan ketika dapat berkontribusi lebih membuat kita terpeleset dan akhirnya menjadi orang kufur. 
Nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?
Benar. Aku telah banyak mendustakan nikmat Tuhan. Kerjaan deket dengan rumah. Keleluasaan jeng2 ketika pengen. Ketemu ortu dan keluarga deket setiap hari. Punya temen2 yang menyenangkan di kantor dan di lingkungan pertemanan. Punya penghasilan yang bisa ditabung dan nraktir temen2. Apa lagi yang aku cari? Kenapa malah pengen kerjaan jauh? jauh dari ortu, temen, dan keluarga dekat. Astagfirulloh. I'm so sorry. Mungkin Alloh pengen aku jadi lebih baik dengan mengambil apa yang sudah aku dapat. Semua ini memang tidak terlepas dari kuasa Alloh meski aku merasa ini kesalahanku. Tapi, bukankah tidak ada kebetulan di dunia ini? Bahkan daun jatuh juga atas seizin Alloh, bukan? 
Sabar. Aku juga kerap ngucapin itu. Sabar, mik. Wahai hati bersabarlah. Memang mudah mengucapkannya, tapi susah untuk dijalani. Perasaan sedih, useless, dan berbagai emosi negatif masih aku rasakan. Tidak berguna memang. I hope God gives me strength. Amin. Kata Mpit ini hanyalah masalah waktu. Ini juga pembelajaran bagiku. Ketidaksabaranku, keterburu2anku, dan berbagai sifat yang tidak baik harus bisa aku hilangkan dalam ujian ini. Aku harus lebih sabar, bersyukur, dan ikhlas. 
Ikhlas. Semoga aku dapat ikhlas dengan semua ini. Aku percaya ujian ini akan membawaku menjadi pribadi yang lebih baik. Amin. Masih banyak orang yang mendapat ujian lebih berat. Ayu Ting2 misalnya.
Awalnya aku sempet merasa sebel ngedenger gaya bicaranya yang pelan dan terkesan dibuat2. Itu waktu dia njelasin hubungannya dengan Enji. Lama kelamaan, aku salut dengan ketegarannya. Ayu bukan wanita biasa. Ayu mampu bertahan dengan masalah rumah tangganya, tetap bernyanyi dalam keadaan hamil. Banyak cerita yang ngungkapin kalo pas hamil itu berat banget! Dan Ayu menjalaninya dengan ikhlas dan sabar. Ia bahkan masih bersyukur bisa nyanyi dan mencari nafkah untuk calon bayinya. Thanks God. Ayu udah ngelahirin secara normal. 
Aku makin salut dengan kata2 Ayu yang dimuat di tabloid Nyata,"Saya nggak pernah menyesal dengan apa yang terjadi. Sudah suratan takdir saya. Mudah2an ke depannya saya bisa hidup lebih baik lagi, bisa lebih bahagia lagi". Kata2 "Saya gak menyesal," sering Ayu ucapin. Dan terlepas dari bagaimana sebenarnya perasaanya, tampaknya Ayu benar2 tidak menyesal. Dia menerima peristiwa yang dialami sebagai suratan takdir. Ayu bekerja seperti biasanya, ngocol, dan bercanda dengan keluarga dan teman2nya. Bahkan, Ayu mampu bercanda mengenai status perkawinannya. Tidak mudah memang dan Ayu bisa melakukannya. 
Benar. Nasi memang sudah menjadi bubur. Sekarang bagaimana bubur itu tetap dapat kita manfaatkan. Semoga aku mendapat hidayah dari peristiwa ini. Aku harus mengisinya dengan kegiatan positif. Banyak membaca, banyak mendengarkan, banyak berinteraksi dengan orang lain. Semoga ke depannya saya semakin baik, menjadi orang yang selalu bersyukur, sabar, dan ikhlas. Amiin. Semoga Ayu Ting2 dikuatkan. Amiin.

Keponakan Baru
Sore2 gitu dapat kabar kalo sepupuku, Mbak Indri dalam proses melahirkan. Alhamdulillah, Mbak Indri melahirkan secara normal. Anaknya cewek berat 3,4 Kg dan panjang 50 cm. Si dedek lahir jam 23.30 tanggal 17 Januari 2014. Samaan sama Damar tanggal lahirnya. Mbak Indri ini kakak sepupu favoritku. Mukanya kayak peranakan Cina gitu. Maniis, kuning, dan cerewet boo. Si dedek mulutnya mirip2 ibunya. Kalo mata sama idung ikut bapaknya. Hehe. Kita lihat apakah kelak si dedek juga cerewet kayak ibunya? :)

2 comments:

Bibi Titi Teliti said...

Mikaaaaaa...
Mudah2an kita selalu diberikan kesabaran dan keikhlasan juga yaaaah :)

Makanya Enji jangan suka kecentilan! Gak bisa ketemu anaknya baru tau rasa lho! *kok jadi ngomel disinih*...hihihi...
*emak emak inpotenmen*

mikaw said...

Amiiiin
Heeh, teh.. aku aja gak ketemu ponakan bisa gulung2 gak karuan. Ini anak loo, anaak!
Makasih teh udah baca n komen :)